Sabtu, 16 April 2016

Soke Bahtera, An Ideal Husband


Haloo minna~ ketemu lagi dengan saya, jangan bosen yak ._.
Kali ini saya mau membahas tema yang berbeda, jauh dari yang berbau Jepang, jauh dari yang berbau Anime, jauh dari yang jauh-jauh#abaikan
Tahukah kalian saya mau bahas apa? Yak, dari judulnya saja mungkin sudah ketahuan, "Ideal Husband". Nah, kalau Soke Bahtera? Kalian tahu itu makanan apa? Makanan? Enak saja, itu nama orang. Yah bisa dibilang my husband dah #ditimpukistrinya
Oke- oke back to topic, kira-kira apa yang ingin saya bahas tentang Soke Bahtera? Check it out!


Soke Bahtera adalah tokoh utama pria di novel Hujan, karangan Tere Liye. Nama Tere Liye sudah tidak asing lah di telinga kita, penulis novel yang tulisannya mampu mencabik-cabik emosi kita, begitu menggebu-gebu. Hujan adalah novel yang masuk daftar favorit saya, dan masih menempati urutan pertama. Saya sangat suka kedua tokoh utamanya, Lail dan Esok. Saya tidak tahu nama lengkap Lail, entah punya nama panjang atau tidak, Tere Liye tidak menjelaskan. Satu-satunya tokoh yang disebutkan nama panjangnya aalah Esok, si Soke Bahtera itu. Siapakah Soke Bahtera itu? Jeng...Jenggg.....

Senin, 11 April 2016

The Man Who I Hate




Pairing: ErzaxJellal
Genre: Romance
Rate: T
Lenght: Oneshot
Dislaimer: Fairy Tail belongs to Hiro Mashima
Warning: Mainstream, konflik nggak jelas,
A/N: Fanfic ini hanya keisengan author saking merindunya pada jerza, jika di awal membaca sudah merasa sakit kepala karena saking flat-nya, kebijakan di tangan readers ^^


--Happy Reading--
Masa SMA, seharusnya masa tersebut dihiasi dengan cahaya-cahaya persahabatan, ketenaran, juga cinta. Aku memang memiliki cahaya persahabatan itu. Ketenaran? Yah, lumayan lah untuk ukuran satu kelas dan kelas tetangga, tapi aku tak mengharapkan ketenaran itu. Cinta? Entahlah, bayang-bayang masalalu terus menghantuiku, apakah aku bisa berpaling darinya? Semua sudah berakhir dan sudah jelas, untuk apa masih berharap. Dia sudah menemukan kebahagiaannya bersama kekasih baru, kekasih yang sangat mencintainya. Egois memang jika aku mengatakan akulah gadis yang paling mencintainya. Itu dulu, sekarang tidak. Hatiku sudah menjadi bongkahan es yang sangat keras, kujalani masa SMA ini bersama para sahabatku, walaupun ada dia yang lagi-lagi satu sekolah denganku, juga kekasihnya. Oke, aku tidak akan merasa sesak atau nyeri di dada, karena hatiku sudah menjadi es.

“Erza, makan yuk” ajak Lucy, sahabatku. Aku hanya menggeleng tak berselera, asyik membaca novel baruku. Lagipula aku juga lupa membawa bekal.
“Eh, jangan begitu. Aku membawa kue buatanku sendiri lho.” Oh Mira, kau memang paling mengerti aku. Tapi hari ini aku memang tidak berselera. Kubalas dengan gelengan. Ekspresi kecewa mereka terukir jelas. Tapi mereka sepertinya tidak menyerah, membawa pasukan yang lain, menyeretku begitu saja hingga novelku terjatuh di kursiku.
“Heee apa-apaan ini?”, aku memberontak melepaskan diri. Tapi Cana dan Bisca mencengkram kedua lenganku dengan kuat. Mira dan Lucy hanya tersenyum tanpa menolongku, diikuti Wendy yang baru datang di samping Mira.

Yah, cara yang terbaik memang menuruti mereka, agar mereka senang. Tapi hari ini aku memang tak berselera. Tidak hari ini saja, tapi akhir-akhir ini memang tidak berselera. Kadang aku sengaja meninggalkan bekal yang sudah disiapkan Mama, tapi hari ini memang lupa sih, hehe.
Kami berjalan di lorong sekolah yang sudah ramai oleh siswa-siswi. Mereka asyik mengobrol seperti biasa, ada yang sedan perjalanan ke kantin lah, ada yang ke ruang guru lah, ada yang kemana lah entah. Apa peduliku? Tapi sering para siswa ataupun siswi kelas lain ada yang menyapaku ketika aku melewati lorong sekolah, aku hanya bisa membalas dengan senyuman terbaikku. Terbaik? Kurasa tidak, senyum pura-pura.
Cana dan Bisca sudah tidak mencengkramku, aku bisa berjalan dengan nyaman, tapi mereka tetap berada di kanan-kiriku. Ah sudahlah, sudah terlanjur berjalan sampai sini pula.
Astaga! Mataku menangkap dua sosok yang tak ingin kulihat. Sepasang kekasih yang paling kubenci. Lihatlah, gadisnya menggelayut manja di lengannya. Sang pria....ah sudah! Aku tak ingin menjelaskan tingkah ataupun ekspresi pria itu. Karena aku sudah terlanjur MEMBENCINYA!!
Aku terus berjalan dan menatap lurus ke depan, pura-pura tidak melihat kedua pasangan tersebut, hingga akhirnya sukses melintasiku. Fiuh, menghilang juga mereka. Eh? Kenapa Mira dan Lucy sedikit menoleh ke belakang? Menatapku dengan iba?
“Kenapa menatapku seperti itu?” tanyaku dengan tatapan tajam. Lalu mereka kembali menghadap ke depan.
“Ah tidak, ayo ke halaman belakang!” seru Lucy dengan penuh semangat, mengalihkan pembicaraan. Baguslah! Tidak perlu dibahas yang barusan.

Sabtu, 09 April 2016

The Mysterious Mystogan








Haloo minna-san~!
Kali ini saya mau ngajak temen-temen buat ngebantu mecahin rasa yang masih mengganjal di hati saya hingga sekarang tentang salah satu chara di anime favorit saya. Tahukah kalian anime apa itu? Yak, tentu saja, Fairy Tail. Tahukah kalian siapakah chara yang bikin saya muter otak hingga saat ini? Siapa lagi kalau bukan si Mystogan. Mystogan adalah pangeran Edolas yang telah menghilang selama 7 tahun, dan ternyata dia telah mengelana di Earthland untuk menyegel anima. Menurut saya ini masih menjadi misteri di Edolas yang membawa Natsu dkk terlibat pertarungan di sana. Mengapa Mystogan tidak terbawa oleh kekuatan sihir yang telah dialirkan ke Earthland sewaktu berakhirnya klimaks di Edolas? Mengapa ia tetap berada di Edolas? Sedangkan para Exceed (bangsa kucing yang mendiami dunia Edolas) yang merupakan satu-satunya kaum Edolas yang memilki sihir di dalam tubuhnya terbawa oleh aliran sihir hingga semua Exceed terdampar di Earthland. Jadi, selama ini apakah Mystogan tidak memiliki sihir sama sekali di dalam tubuhnya?
Kalau manusia di Edolas memang tidak memiliki sumber kekuatan sihir di dalam tubuhnya, sihir di sana terletak pada benda-benda sihir yang digunakan. Karena sumber kekuatan sihir yang ada di Edolas sangat terbatas, maka penggunaannya dibatasi, hanya kerajaanlah yang boleh menggunakannya tanpa kapasitas, sehingga para guild di sana pun dipaksa bubar, tersisalah guild Fairy Tail yang selalu berpindah-pindah lokasi menghindari kejaran resimen sihir kerajaan, terutama kejaran kapten resimen sihir, dengan julukan “pemburu peri”, Erza Knightwalker.
Nah, kembali ke pertanyaan di atas, apakah Mystogan selama ini tidak memiliki kekuatan sihir sama sekali di dalam tubuhnya selama di Earthland? Memang sih dia membawa banyak tongkat sihir selama di Earthland dengan memakai penutup wajah agar tidak ketahuan mirip dengan Jelly eh Jellal. Tapi ketika peristiwa di Tower Heaven,  yaitu peristiwanya Jellal dan Erza, sewaktu Erza flashback tentang kakek Rob, bukankah kakek Rob bilang bahwa “Keajaiban hanya datang kepada orang yang memercayai mereka, hanya orang yang percaya terhadap kekuatan sihir yang mereka miliki, dan percaya bisa hidup dengan sihir itu sendiri”, nah menurut ane maksudnya sihir bisa didapat asal bisa memercayainya dalam hati. Berarti kan sihir bisa dipelajari asal ada ethernano (semacam reishi kalau di anime Bleach) atau kalau tidak ada lacrima sihir, seharusnya ada kekuatan sihir di dalam tubuhnya Mystogan. Lha wong Lisanna Earthland (Lisanna Edolas sudah tiada) yang sudah dua tahun (kalau tidak salah) di Edolas gara-gara terserap Anima akhirnya bisa terserap balik ke Earthland, dan akhirnya dia bisa pulang dan berkumpul bersama saudara-saudaranya (berpelukaaan #plak).

Efek Blog